Assalamu’alaikum
ukhti wa akhi :D
Nggak
terasa ya sebentar lagi kita akan meninggalkan bulan suci Ramadhan. Bagi sebagian
besar orang ini merupakan suatu kesedihan, tetapi kita harus terus menatap ke
depan karena dengan berakhirnya Ramadhan itu artinya kita akan menuju hari
kemenangan pada 1 Syawal 1434 H. Semoga kita diberi kesehatan dan umur panjang
oleh Allah SWT. agar dapat berjumpa dengan Ramadhan ditahun mendatang, Amin,
Insya Allah.
Kebanyakan
orang Indonesia dengan suka cita akan menyambut Idul Fitri dengan serba serbi
baru. Mulai dari pakaian baru, celana baru, sepatu dan sandal baru, ketupat
yang baru dimasak, opor ayam yang baru matang, sampai siap-siap mendapat thr
atau angpao baru hehehe.
Seluruh
muslim di dunia pastinya ingin kembali fitri kan? Eits hati-hati loh jangan
sampai salah mengartikan ya. Fitri disini bukan fitri dari kata fithroh yang
berarti bersih atau suci. Kata fitri yang dimaksudkan dalam “Idul Fitri” ialah
berasal dari kata fithr (fathoro-yafthuru-ifthor) yang artinya berbuka. Jadi hari
raya Idul Fitri yang kita rayakan setiap 1 Syawal itu artinya kembali berbuka
setelah berpuasa selama satu bulan penuh lamanya. Makanya sebelum kita
melaksanakan shalat Idul Fitri kita dianjurkan untuk makan dan minum terlebih
daluhu.
Bahkan
ada yang menyebut Idul Fitri itu sebagai HARI RAYA BERBUKA PUASA iho J
Sebenarnya
kalau diartikan “kembali bersih/suci” juga boleh-boleh saja, tapi rasanya agak
berat dan spekulatif. Kenapa? Karena kita kan tidak tahu apakah seluruh amal
ibadah kita khususnya puasa Ramadhan kita diterima oleh Allah SWT. atau tidak,
yakan? Kalau Alhamdulillah seluruh amal ibadah kita selama bulan Ramadhan
diterima oleh Allah SWT. maka dosa-dosa kita akan dihapuskan dan menjadikan
kita sebagai orang yang bersih/suci seperti bayi yang baru lahir. Tapi kalau nggak? Rasanya agak kurang pas
bukan.
Seperti
yang dikatakan Rasulullah SAW. melalui sabdanya: “Bahwa sungguh betapa banyak orang yang berpuasa tetapi karena tidak
dilakukan dengan keimanan dan perhitungan (ikhtisaban) maka yang akan
diperolehnya hanyalah rasa lapar dan dahaga saja.” Berdasarkan sabda ini
sudah jelas bahwa diterima atau tidaknya amal ibadah kita, khususnya puasa
Ramadhan hanya Allah SWT. –lah yang tahu.
Kata fitri ini juga harusnya berlaku pada zakat
yang biasanya kita lakukan pada akhir bulan Ramadhan. Taukan dengan istilah
zakat fitrah? Sebenarnya istilah fitrah disitu kurang tepat iho, yang lebih
tepat ialah kata fitri. Sehingga yang benar ialah zakat fitri.
“Tapi kenapa sih?”
Pada zaman ketika Rasulullah SAW. masih hidup,
Beliau tidak ingin ada orang yang tidak makan setelah berpuasa selama satu
bulan penuh lamanya. Baik itu orang yang berlebih, berkecukupan maupun yang
kekurangan. Jadi, kembali lagi ke arti fitri yang dimaksud ialah berbuka, maka
dari itu istilah zakat fitri dimaknakan dengan kembali makan.
Dari Abu Hurairah berkata: Bahwasanya Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda. “Shaum/puasa
itu ialah pada hari kamu berpuasa, dan (Idul) Fithri itu ialah pada hari kamu
berbuka. Dan (Idul) Adlha (yakni hari raya menyembelih hewan-hewan kurban) itu
ialah pada hari kamu menyembelih hewan.”(Hadits Sahih.
Dikeluarkan oleh Imam-Imam: Tirmidzi No. 693, Abu Dawud No. 2324, Ibnu Majah
No. 1660, Ad-Daruquthni 2/163-164 dan Baihaqy 4/252).
Kiranya
sekian dulu yang bisa kami sampaikan. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan
kekurangan baik dalam penulisan maupun penyampaian. Sesungguhnya kami tidak
bermaksud menggurui, hanya bermaksud menyampaikan.
Semoga
amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. dan kita bisa kembali fitri pada 1 Syawal nanti. Amin, Insya
Allah.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Sumber:
- http://kholidaharras.blogspot.com/2009/09/salah-kaprah-arti-idul-fitri-dan-minal.html
- http://bahasa.kompasiana.com/2012/08/15/kesalahan-arti-%E2%80%98idul-fitri%E2%80%99-485720.html
Tidak ada komentar :
Posting Komentar